Thursday, March 29, 2012

Pembelajaran Olah Raga

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.


Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berati program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Hal ini dapat berupa keterampilan motorik, keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian bagaimana guru memilih metode, melibatkan siswa, berinteraksi dengan siswa serta merangsang interaksi siswa dengan siswa lainnya, harus menjadi pertimbangan utama. Demi mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun manajemen pembelajarannya. Manajemen pembelajaran yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi (jurnal IMP(2010), vol 4, no 4, hal43) 
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Dalam proses pembelajaran olahraga guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerja sama dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya olahraga, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah gerak dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Manajemen pembelajaran dalam pengertian luas adalah keseluruhan kegiatan mengelola proses membelajarkan siswa sebagai pebelajar oleh guru melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengendalian dengan maksud mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Manajemen pembelajaran dalam pengertian sempit adalah kegiatan mengelola interaksi guru dengan siswa yang terjadi pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu menetapkan aturan kelas (classroutine). Siswa yang memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu yang diperoleh dari pengalaman hidup sebelumnya yang memungkinkan adanya kebiasaan tidak baik, jadi sebagai guru saya perlu; mengarahkan dan membimbing murid saya untuk melakukan kebiasaan - kebiasaan yang baik yaitu diantaranya menetapkan aturan kelas saat pertemuan awal kali masuk pada proses pembelajaran yang dilakukan. Yaitu seperti waktu awal pertama masuk saya melakukan perjanjian kepada murid-murid saya yang sekiranya semua setuju dan senang sesuai dengan kesepakatan bersama dan perjanjian tersebut tidak boleh di langgar. Perjanjian tersebut seperti jam di mulainya pelajaran, harus tepat waktu, jika telat akan di hukum. Dan aturan-aturan ini diberikan pada awal pertemuan; memulai kegiatan tepat waktu (getting started). Kegiatan harus mulai tepat waktu sesuai perjanjian awal yang sudah disepakati bersama sebelumya murid - murid harus ada di tempat. Setelah berkumpul semua murid harus cepat di bariskan dan melakukan do’a. setelah itu saya segera memberikan stretching dan melakukan kegiatan secara tepat waktu agar pembelajaran berlangsung secara efektif; mengatur pelajaran (managing the lesson). Setelah stretching selesai segera memberikan sedikit penjelasan tentang yang akan di praktekkan. Sedikit saja dalam memberikan penjelasan karena olahraga butuh praktek dan bergerak. Misal memberikan teori dribble bola basket. Diberikan pengarahan terlebih dahulu, kemudian murid disuruh mempraktekkan langsung sambil dampingi, yang melakukan dribble terlebih dahulu separo kelas dulu dan bergantian. Dan masing-masing anak harus melakukan dribble mengelilingi lapangan bola basket sebanyak 3x; mengelompokkan siswa (grouping the student). Sebagai guru saya harus mengelompokkan siswa-siswa sama rata. Setelah itu dari salah satu kelompok harus ada yang menjadi ketuanya, sehingga ketua harus bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya. Setelah dibagi kelompok alat dibagikan kepada masing-masing kelompok, sebelumnya harus melihat alat-alat apa saja yang tersedia dan memilih jenis materi atau permainan juga terlebih dahulu melihat alat yang tersedia. Dalam satu kelas ada 40 siswa bola ada 20 buah, satu kelas dibagi 10 kelompok, setiap kelompok ada 4 siswa dan masing-masing kelompok terdapat satu ketua kelompok; memanfaatkan ruang atau lapangan dan peralatan (utilizing space and equiqment) Dalam pembelajaran bola basket saya membagi kelompok menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Setiap kelompok harus berlomba mendribble bola dari daerah satu ke daerah lain jika yang datang lebih akhir kelompok tersebut akan mendapatkan hukuman pushup 5x dan (6) mengakhiri pelajaran (ending lesson). Setelah jam pelajaran akan berakhir kurang 15 menit saya memberikan evaluasi tentang apa yang tadi saya berikan. Tidak perlu lama-lama cukup 5 menit saja, 10 menit sisanya memberikan waktu buat siswa saya untuk melakukan ganti baju dan istirahat di dalam kelas.

Ada beberapa rambu-rambu yang harus diketahui dalam mengajar olahraga, yaitu kurikulum berbasis kompetensi merupakan pedoman mengajar bagi guru dan merupakan bahan kegiatan pembelajaran yang perlu dipelajari dan dilaksanakan oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang dirumuskan dalam setiap kelas; pendidikan jasmani terdiri dari 6 aspek, yaitu, permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education). Dari ke enam aspek tersebut yang wajib dilaksanakan adalah: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, dan aktivitas ritmik, sementara aspek akuatik dilaksanakan bila di sekitar sekolah terdapat sarana pendukung dan pendidikan luar kelas dapat dilakukan dua kali setahun; kompetensi dasar yang terdapat dalam aspek permainan dan olahraga, yaitu sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan, softball, baseball, atletik, bela diri dan lainnya sesuai kondisi sekolah; pendidikan luar kelas (outdoor education) dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun pelajaran/ kenaikan kelas; setiap aspek dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok; kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi, menggambarkan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dicapai siswa setelah menyelesaikan satu periode pembelajaran tertentu; kompetensi dasar disusun pertahun/perkelas (guru dapat memodifikasinya menjadi persemester atau sesuai dengan kebutuhan; jumlah waktu pelajaran olahraga adalah 2 jam pelajaran/minggu, jumlah waktu tersebut digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan penilaiannya; guru dapat memilih aktivitas sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah, serta memperhatikan faktor pertumbuhan dan perkembangan siswa; dalam menyusun kegiatan pembelajaran, guru dapat menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu aktivitas; untuk pembinaan siswa yang berminat terhadap satu atau beberapa jenis aktivitas/ cabang olahraga tertentu, dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau bergabung pada perkumpulan olahraga; hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah tahapan pelaksanaan dilakukan dimulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang dekat ke yang jauh, dari yang kesulitannya rendah ke yang tinggi; pengorganisasian kegiatan dilaksanakan dengan perorangan, berpasangan, kelompok kecil dan kelompok besar; cara pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan pertandingan; waktu yang dialokasikan untuk pelajaran Pendidikan Jasmani terbatas, maka guru diharapkan menyusun kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya mencapai keseluruhan kompetensi di dalam kurikulum, yang kegiatannya dapat dilaksanakan pada waktu senggang/luang, seperti sore hari atau hari libur; guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran, baik di halaman sekolah, ruang kelas atau benda-benda lain di sekitar sekolah yang dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran; dalam pembelajaran semua siswa dilibatkan secara langsung dala praktik, hindari waktu menunggu giliran yang lama (satu anak melakukan anak yang lain memperhatikan) hal ini membuat siswa bosan; beberapa metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah: metode eksplorasi, diskoperi, pemecahan masalah, komando, latihan sirkuit, latihan berbeban, latihan interval, tugas, periksa sendiri dan lain-lain; pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk mengetahui derajat kebugaran, dan tes pengukuran; penilaian merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi pendidikan olahraga telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu atau beberapa pertemuan, semester, akhir tahun pembelajaran; aspek yang dinilai dalam pendidikan olahraga meliputi: kebugaran, keterampilan, pengetahuan dan sikap; dan teknik penilaian dilakukan dengan tes (melalui pengukuran) dan non tes (melalui pengamatan).

No comments:

Post a Comment